Sunday, May 11, 2014

Pengenalan Alat-Alat Panjat Tebing

Pengenalan Alat-Alat Panjat Tebing

Sebelum mengenal lebih dalam lagi tentang olahraga panjat tebing, pengetahuan tentang peralatan harus diketahui lebih dahulu mengenai nama dan bentuk peralatan kemudian paham fungsi alat tersebut serta yang terakhir yang tidak kala pentingnya dapat mempraktekkan peralatan tersebut sesuai dengan teori yang perna didapat/sesuai standar prosodur pemakaian.
Alat-alat yang diguanakan dalam pemanatan artificial
1. Tali carmentel
Biasanya yang digunakan adalah tali yang memiliki tingkat kelenturan atau biasa disebut dynamic rope. Secara umun tali di bagi menjadi dua macam yaitu :
- Static adalah tali yang mempunyai daya lentur 6% – 9%, digunakan untuk tali fixed rope yang digunakan untuk ascending atau descending. Standart yang digunakan adalah 10,5 mm.
- Dynamic adalah tali yang mempunyai daya lentur hingga 25%, digunakan sebagai tali utama yang menghubungkan pemanjat dengan pengaman pada titik tertinggi.
2. Harnest adalah alat pengikat di tubuh sebagai pengaman yg nantinya dihubungkan dengan tali.
3. Carabiner adalah cincin kait yg terbuat dari alumunium alloy sebagai pengait dan dikaitkan dgn alat lainnya.
- Karabiner Skrup/carabiner srew gate

- Karabiner Snap/carabiner non screw gate
4. Helmet adalah pelindung kepala yg melindungi kepala dari benturan dari benda-benda yang terjatuh dari atas.
5. Webbing, peralatan panjat yg berbentuk pipih tidak terlalu kaku dan lentur, biasa digunakan sebagai harnest
6. Prusik, merupakan jenis tali carmentel yg berdiameter 5-6 mm, biasanya digunkan sbg pengganti sling runner dan juga dpt digunakan untuk meniti tali keatas dengan menggunakan simpul prusik, seperti pada SRT.
7. Sepatu Panjat, sbg pelindung kaki dan mempunyai daya friksi yg tinggi sehingga dpt melekat di tebing. Jenisnya sendiri yang sering digunakan adalah soft (lentur/fleksibel) dan hard (keras)
8. Chock bag/Calk bag, sebagai tempat MgCo3 (Magnesium Carbonat) yg berfungsi agar tangan tdk licin karena berkeringat sehingga akan membantu dalam pemanjatan.
9. Descender, peralatan yg digunakan untuk meniti tali kebawah serta mengamankan leader disaat membuat jalur, biasanya yg sering digunakan adalah figure of eight dan auto stop.
10. Ascender, peralatan yg digunakan untuk meniti tali ke atas dan secara otomatis akan mengunci bila dibebani. Jenis yang digunakan biasanya jumar dan croll
11. Grigri, alat ini digunakan untuk membelay, alat ini mempunyai tingkat keamanan yg paling tinggi karena dapat membelay dengan sendirinya.
12. Hammer, berfungsi untuk menanamkan pengaman dan melepaskan kembali, biasanya yg diapakai jenisnya ringan dan mempunyai kekuatan tinggi dan ujungnya berfungsi mengencangkan mur pada saat memasang hanger.
13. Pulley, mirip katrol, kecil dan ringan tetapi memiliki kemampuan dalam beban yg berat. Digunakan untuk perlengkapan evakuasi.
14. Handdrill, merupakan media untuk mengebor tebing secara manual, yg berfungsi untuk menempatkan pengaman berupa bolt serta hanger.
sumber : http://infowanapal.wordpress.com

Simpul yang Digunakan Dalam Pemanjatan

1. Simpul Delapan Ganda
Untuk pengaman utama dalam penambatan dan pengaman utama yang dihubungkan dengan tubuh atau harnest. Toleransi 55% – 59%.






 2. Simpul Delapan Tunggal
Untuk pengaman utama dalam penambatan dan pengaman utama yang dihubungkan dengan tubuh atau harnest apabila carabiner tidak ada Toleransi 55% – 59%.

 
 3. Simpul Pangkal
Untuk mengikat tali pada penambat yg fungsinya sebagai pengaman utama (fixed rope) pada anchor natural dsb. Toleransi terhadap kekuatan tali akan berkurang sebesar 45%.

 
 4. Simpul Jangkar
Untuk mengikat tali pada penambat yg fungsinya sebagai pengaman utama (fixed rope) pada anchor natural dsb. Toleransi terhadap kekuatan tali akan berkurang sebesar 45%.

Simpul Jangkar
Simpul Jangkar
 5. Simpul Kambing / bowline knot
Untuk pengaman utama dalam penambatan atau pengaman utama yang dihubungkan dengan penambat atau harnest. Toleransi 52%.

 
 6. Simpul Kupu – kupu / Butterfly knot
Untuk membuat ditengah atau diantara lintasan horizon. Bisa juga digunakan untuk menghindari tali yang sudah friksi. Toleransi terhadap kekuatan tali 50%.

 
 7. Simpul Nelayan / Fisherman Knot
Untuk menyambung 2 tali yang sama besarnya dan bersifat licin. Toleransi 41% – 50%

 
 8. Simpul Frusik
Simpul yang digunakan dalam teknik Frusiking SRT

 
 9. Simpul Pita
Untuk Menyambung Tali yang sejenis, yang sifatnya licin atau berbentuk pipih (umumnya digunakan untuk menyambung Webbing)

 
 10. Simpul Italy
Untuk repeling jika tidak ada figure eight atau grigri. Toleransi terhadap kekuatan tali akan berkurang 45%.

 
 1. Overhand Knot
Untuk mengakhiri pembuatan simpul sebelumnya. Toleransi terhadap kekuatan tali akan berkurang sebesar 40%.


2. Clove hitch knot
Untu mengikat tali pada penambat yg fungsinya sebagai pengaman utama (fixed rope) pada anchor natural dsb. Toleransi terhadap kekuatan tali akan berkurang sebesar 45%.


3.  Figure of eight knot
Untuk pengaman utama dalam penambatan dan pengaman utama yang dihubungkan dengan tubuh atau harnest. Toleransi 55% – 59%.


4. Eight on bight knot
Untuk pengaman utama dalam penambat pada dua anchor. Toleransi 68%.


5. Simpul two in one
Simpul ini biasanya digunakan sebagai penambat pada anchor natural saat cleaning, yaitu ketika pemanjat selesai dan turun dari tebing tanpa meninggalkan alat.


sumber : http://infowanapal.wordpress.com

Isi Freon R134a Kaleng


 gambar 1 - Freon R134a KLEA
Problem AC tidak dingin ini sebenernya sudah sejak Oktober'13 lalu, saat itu langsung dibawah ke bengkel dan saran bengkel ditambah freon saja, dan kata bengkel ada bocor halus. tapi baru satu bulan ditambah freon AC sudah tidak dingin lagi, so.. sudah pasti di system AC ada yang bocor.
Hasil inspeksi visual pipa2, kompresor, condenser, tabung filter dryer semuanya kering tidak terlihat basah oli. (cuma evap yang belum di cek krn susah bongkarnya)
untuk menutupi rasa penasaran, akhirnya diputuskan untuk nyoba ngisi freon sendiri. berikut bahan2 dan cara pengisian freon di Baleno Next-G a.k.a LIANA:
1. Freon R134a kemasan Kaleng 390gram. (gambar 1)

2. Manifold Gauge (pinjem dari om Kris Haryanto)...

 gambar 2 - Manifold gauges
manifold gauges punya om Aan ini sebenernya untuk Freon R22 atau R12 jadi perlu converter Quick Release untuk niple R134a

 gambar 3 - Quick Release for R134a
3. Can Tap valve model Screw On (pinjem dar om Kris Haryanto juga)... ini fungsinya untuk mengalirkan freon dari kaleng ke system AC.

 gambar 4 - Can Tap screw model

Cara pengisian freon:
1. siapkan Freon R134a Kaleng, pasang Can Tap valve dengan cara kran diputar berlawanan jarum jam sampai mentok (angka 1 pada Gambar 5), sambungkan pada kaleng freon dengan memutar Can Tap valve searah jarum jam sampai benar2 kecang (angka 2 pada Gambar 5). note: jangan putar keran warna biru ke arah closed karena akan melubangi kaleng dan freon akan tersembur keluar.
 gambar 5 - Can Tap with Freon
2. siapkan manifold gauges, sambungkan selang biru ke low pressure gauge warna biru, selang merah ke hi-press gauge warna merah, selang kuning di tengah untuk pengisian freon.

3. pastikan semua kran pada manifold dalam kondisi tertutup, masing2 ujung biru dan merah disambung dengan niple converter R134a, kemudian disambungkan ke system AC mobil. ujung selang biru ke Low Presure niple di dekat firewall. ujung selang merah dipasangkan ke Hi-Pressure niple di dekat Radiator. dan ujung selang kuning dipasangkan ke Can Tap valve kaleng Freon.
 gambar 6 - Set up to car's system
4. jika pemasangan sudah benar, maka pada manifold gauge akan terlihat masing2 tekanan freon pada kedua gauges low pressure dan hi pressure. mesin masih dalam kondisi mati, terlihat pada low presure menjukkan angka 10 psi (jauh dibawah angka normal). jika mesin dinyalakan dan ac di on kan, maka kompresor tidak akan bekerja karena tekanan kurang.

 gambar 7 - Engine off, AC off
5. nyalakan mesin, biarkan dalam kondisi idle, nyalakan AC. kompresor tidak bekerja karena tekanan freon kurang. putar keran yang menempel pada kaleng freon ke arah closed (berlawanan dengan jarum jam) sampai mentok.

6. buka perlahan kran low pressure warna biru pada manifold gauge, kemudian buka kran Can Tap valve pada kaleng freon untuk mengalirkan freon dari kaleng ke dalam system AC. perlahan2 jarum pada manifold gauge warna biru akan naik seiring dengan masuknya freon (pastikan jarum low presure tidak melebihi dari angka 80 psi karena selang akan locked dan freon tidak mengalir)

 gambar 8 - Engine on, AC on, hi presure too low
7. jika tekanan freon pada low press sudah melebihi dari 20 psi otomatis kompresor akan bekerja. sesaat setelah kompresor bekerja gauge low pressure akan drop karena freon ditarik oleh kompresor, buka kran pada kaleng supaya tekanan low pressure naik dan maintain pada tekanan 20-40 psi.

 gambar 9 - System working, presure drop
8. saat freon berpindah dari kaleng ke dalam system, kaleng freon akan terasa dingin karena perubahan tekanan dalam kaleng. goyang2kan kaleng freon untuk mengetahui apakah seluruh isi freon sudah masuk ke dalam system ac. jika masih terasa ada cairan dalam kaleng maka freon belum habis, goyang2kan sampai benar2 kosong (tidak ada cairan dalam kaleng) dan kaleng sudah tidak dingin lagi.

9. tutup semua kran (pastikan benar2 rapat). jika diperhatikan jarum pada manifold gauge dengan kondisi mesin idle, low presure gauge menunjuk pada angka +/- 28psi dan hi presure gauge pada angka 200psi (angka rekomendasinya low 25-40 dan hi 180-250) artinya masih dalam range yang direkomendasikan.

 gambar 10 - Normal Presure
10. cek kabin, sudah dingin lagi.. (sayang tidak punya termometer untuk mengukur suhu kabin).

11. cek gauge pada saat di gas rpm >2000 pembacaan tekanan pada hi press naik ke 225psi... (normal..)

gambar 11 - rpm>2000, Normal Presure
12. lepaskan niple low press dan hi press dari mobil. hati-2 saat melepaskan niple hi press karena tekanannya sangat tinggi (200psi), saat narik quick release nubie lapisi dengan kain karena selain tekanan tinggi juga panas) untuk yang low press warna biru tidak menjadi masalah.

13. proses pengisian selesai.. ac dingin lagi..

tambahan informasi:
setelah dilepas dari niple, ternyata tekanan yang tersimpan di dalam selang manifold gauge ini tidak hilang karena di ujung selang otomatis mengunci saat dilepas dari niple. sebelum melepas selang sebaiknya buka keran sedikit untuk melepaskan freon tekanan tinggi yang terjebak di dalam selang. pengalaman nubie langsung buka selang dan freon yang terjebak langsung keluar di sela-2 drat ujung selang, cukup kencang dan sangat dingin.

yang mau coba sendiri, silahkan. terbukti murah meriah dibandingkan dengan isi freon di bengkel.

dikutip dari : http://otodiy.blogspot.com/2013/12/diy-isi-freon-r134a-kaleng-daniel.html

TABEL UKURAN BEARING

TABEL UKURAN BEARING

Kode
d
D
l

Kode
d
D
l
Bearing

Bearing
605
5
14
5

625
5
16
5
606
6
17
6

626
6
19
6
607
7
19
6

627
7
22
7
608
8
22
7

628
8
24
8
609
9
24
7

629
9
26
8
623
3
10
4

634
4
16
5
624
4
13
5

635
5
19
6

Kode
d
D
l

Kode
d
D
l
Bearing

Bearing
6000
10
26
8

6200
10
30
9
6001
12
28
8

6201
12
32
10
6002
15
32
9

6202
15
35
11
6003
17
35
10

6203
17
40
12
6004
20
42
12

6204
20
47
14
6005
25
47
12

6205
25
52
15
6006
30
55
13

6206
30
62
16
6007
35
62
14

6207
35
72
17
6008
40
68
15

6208
40
80
18
6009
45
75
16

6209
45
85
19
6010
50
80
16

6210
50
90
20



Untuk kode 0 sampai dengan 3, maka diameter bore bearing adalah sebagai berikut :
  • 00 = diameter dalam 10mm
  • 01= diameter dalam 12mm
  • 02= diameter dalam 15mm
  • 03= diameter dalam 17mm
selain kode nomor 0 sampai 3, misalnya 4, 5 dan seterusnya maka diameter bore bearing dikalikan dengan angka 5 misal 04 maka diameter bore bearing = 20 mm
dikutip dari http://nasateknik76.blogspot.com/2011/09/tabel-ukuran-bearing.html